16 Film Thailand Romantis Terbaik yang Tidak Pasaran

Jika berbicara tentang film romantis terpopuler dari negeri gajah putih, Thailand, maka besar kemungkinan orang sudah mengenal dengan beberapa judul seperti SuckSeed, Crazy Little Thing Called Love, dan Bangkok Traffic Love Story. Berbekal dari kesuksesan film-film tersebut, kini negara yang termasuk ke bagian Asia Tenggara itu juga semakin giat melakukan revolusi dengan memperbanyak produksi film bergenre romantis.

Negara yang masih menyimpan kultur yang tak beda jauh dengan Indonesia itu pun mencoba untuk memberikan ciri khas pada film keluarannya. Semisal untuk genre romantis, biasanya akan dibalut dengan unsur komedi yang cukup kental. Nah, apabila Anda ingin tahu apa saja film Thailand romantis yang wajib ditonton, berikut telah Oliswel.com pilihkan yang terbaik.

1. Heart Attack (2015)

Film Thailand Romantis Heart Attack (2015)

Heart Attack masuk ke bioskop-bioskop Indonesia, seperti CGV Blitz, Cinemaxx Theather, dan Platinum Cineplex sejak September 2015. Film ini merupakan drama komedi dan romantis yang dibuka dengan bahasa Thailand sebagai pengantarnya yang diterjemahkan dalam dua bahasa yakni Inggris dan Indonesia. Untuk durasinya, Heart Attack berjalan selama 124 menit dan bisa ditonton untuk usia 13 tahun ke atas.

Heart Attach a.k.a Freelance menceritakan tentang kehidupan tak sehat seorang desainer freelance, Yoon, akibat pekerjaan yang dia terima berkat Je, seorang produser biro iklan yang menyukai kualitas dari pekerjaan Yoon. Setelah tak tidur berhari-hari, tiba-tiba muncul bintik-bintik merah pada kulit tubuh Yoon yang membuatnya harus dibawa ke rumah sakit dan berkonsultasi dengan dokter Imm.

Selama menjalani perawatan yang dikontrol langsung oleh dokter Im, ternyata Yoon tertarik dengannya. Hal tersebut membuat Yoon melanggar aturan-aturan penggunaan obat hanya agar dirinya tak sembuh dan bisa terus bertemu dengan dokter Imm, meskipun hanya satu kali dalam sebulan. Lalu bagaimana kisah Yoon selanjutnya? Apakah dia mendapatkan kesembuhan serta hati dokter cantik Imm sekaligus?

Pada kisah yang ditampilkan lewat arahan sutaradara Nawapol ini, penonton akan diajak untuk menebak-menebak. Nawapol mencoba untuk mengajak penontonnya tak sekadar menonton dan menikmati, tetapi juga memikirkan dengan siapakah Yoon akan berpasangan, apakah dengan Je ataukah dengan dokter Imm? Atau malah Yoon tak mendapatkan keduanya dan terus melanjutkan rutinitasnya itu. Mungkin saja, kan?

2. May Who? (2015)

May Who (2015)

May Who? disutradarai oleh Chayanop Boonprakob yang juga mengisahkan hubungan percintaan yang melibatkan anak-anak seolah. Sutradara kondang ini juga orang yang memotori SuckSeed. Di dalam film Thailand romantis anak sekolah terdapat beberapa aktor seperti Bank Thiti dan Tor Thanapob yang mana keduanya juga pernah berduet dalam seri drama Hormones 2.

Sejak awal penonton akan diperkenalkan dengan pembedaan kelas yang umum terjadi di sekolah. Pong, siswa yang masuk dalam golongan tak dianggap, naksir dengan cewek populer di sekolahnya. Di tempat lain, ada May yang naksir dengan cowok populer di sekolah. Seperti drama Thai romcom umumnya, kedua tokoh ini kemudian dipertemukan dan kebersamaannya lama kelamaan menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka.

May Who? termasuk film komedi romantis Thailand lucu yang menyuguhkan humor-humor kocak yang sarkastik dan slapstick. Kelucuan yang diberikan oleh film ini dipusatkan pada sosok May yang ternyata mempunyai kekuatan super ketika emosinya sedang memuncak. Saat merasa terlalu sedih, terlalu bersemangat dan bahagia, tubuh May bisa mengeluarkan listrik. Jadi, siapapun yang menyentuh atau disentuhnya bakal kena setrum. Meski banyak diselipkan oleh humor-humor khas drama Thailand, May Who? tetap menyajikan drama yang membuat penontonnya teraduk-aduk pada bagaimana kisah asmara para tokohnya akan bermuara.

3. Dear Dakanda (2005)

Dear Dakanda merupakan film Thailand yang disutradarai oleh Komgrit Triwimol dengan penulis skenario Nitis Napichayasutin. Film ini mempunyai genre drama romantis. Ceritanya cukup umum yakni tentang persahabatan yang berubah menjadi cinta. Dakanda adalah sosok wanita yang enerjik dan spontal. Sedangkan Khaiyoi adalah pria yang tenang dan berjiwa seni tinggi.

Keduanya telah bersahabat sejak kecil. Ketika masuk ke perguruan tinggi, keduanya sadar ada cinta yang tersimpan antara satu sama lain. Namun permasalahannya, tak ada yang berani untuk mengungkapkannya. Hingga suatu hari, datang pria lain yang mencoba untuk mendekati Dakanda. Awalnya, Dakanda hanya ingin mengetahui apakah Khaiyoi juga mempunyai perasaan yang sama sepertinya atau tidak dengan cara bermesraan dengan pria tersebut.

Ternyata, usaha yang dilakukan Dakanda untuk membuat Khaiyoi cemburu berhasil. Hal ini membuat Khaiyoi mulai merasa khawatir akan kehilangan sahabat kecilnya itu untuk selamanya. Namun bersamaan dengan itu, ternyata Dakanda benar-benar menyimpan perasaan untuk pria yang mendekatinya itu. Apakah kekhawatiran Khaiyoi akan menjadi kenyataan?

4. Handle Me with Care (2008)

Handle Me with Care (2008)

Thailand yang begitu dekat dengan keberadaan Indonesia tentu memiliki kondisi alam yang tak jauh berbeda. Dalam Handle Me with Care, kita akan disuguhi oleh cerita yang mengambil latar berupa pemandangan alam yang asri di pedesaan beserta suasana dan penggambaran kehidupan di desa tersebut. Selain unggul dalam segi sinematografi, film Thailand romantis sedih dan menyedihkan ini juga begitu baik dalam menyampaikan kisahnya yang meninggalkan banyak makna tentang kehidupan.

Kwan adalah pria yang lahir dengan 3 buah tangan. “Kelebihan” yang dimiliki oleh Kwan ternyata menjadi bahan olok-olok dari teman-temannya. Dengan niatan untuk kembali normal seperti orang lain, Kwan pun pergi ke Bangkok untuk menemui dokter yang berjanji bisa memotong tangan ketiganya itu. Di perjalanan, Kwan bertemu dengan Na, seorang wanita yang juga menuju Bangkok untuk mencari suaminya yang tak pernah pulang selama bertahun-tahun. Seiring kebersamaannya, mulai lahir perasaan cinta di antara mereka. Hal ini

5. Chiang Khan Story (2014)

Chiang Khan Story (2014)

Untuk film Thailand romantis yang satu ini juga mengambil tema kisah yang sama seperti Dear Kakanda, di mana kedua tokohnya telah bersahabat sedari kecil dan menyimpan perasaan lebih satu sama lain. Namun di sini, Yuthlert Sippapak selaku sutradara menambahkan unsur lain berupa perbedaan kelas sosial dari kedua tokohnya.

Tokkae adalah seorang anak dari keluarga miskin yang telah tersahabat dengan Pang yang terlahir dari keluarga berada. Keduanya telah bersahabat sejak kecil di Chiang Kang, sebuah kota terpencil yang menjadi saksi bisu persahabatan mereka. Keduanya berpisah saat SD dan bertemu kembali saat 10 tahun berlalu di ibu kota dengan benih-benih perasaan yang masih sama seperti dulu.

Melalui Chiang Khan Story, kita akan diajak beristirahat dengan berbagai urusan yang melibatkan teknologi modern ataupun gadget. Hal ini dijelaskan oleh Yuthlert yang mengatakan kalau film ini dibuat atas kerinduannya pada kampung halamannya, Loei, tempat kelahirannya yang masyarakatnya masih berinteraksi secara natural tanpa dimediasi oleh perangkat-perangkat modern.

6. Back to the 90s (2015)

Berbeda dengan film romcom Thailand kebanyakan, untuk yang satu ini patut diganjar dengan dua jempol. Sang sutradara nampaknya cukup berani dalam mengusung tema baru lewat Back to the 90s. Hal ini bisa dilihat dengan penggabungan dua unsur yang sepertinya masih jarang ditemukan pada film-film bergenre sejenis lainnya. Di sini, sang sutradara mencoba untuk menggabungkan unsur romance dengan tema fiksi-ilmiah dengan mengambil konsep mesin waktu.

Dikisahkan ketika itu, Kong, yang ketika itu sudah remaja, tanpa sengaja melakukan tualang waktu saat masuk ke dalam sebuah kotak telepon. Kong yang awalnya tak sadar, kemudian kaget ketika melihat suasana di sekitarnya berubah drastis. Berjalan keliling dan melihat keadaan sekitar, terasa ada yang berbeda. Orang-orang tak paham dengan yang dia bicarakan, belum lagi ketika Kong bertemu dengan ayahnya selagi muda di mana ayahnya itu sama sekali tak mengenal Kong.

Sempat menggelandang untuk sesaat hingga Kong mulai “diterima” oleh ayahnya dan tinggal bersamanya. Hingga suatu ketika, Kong mengetahui ada perempuan lain bernama Som yang jatuh hati dan ingin mendekati ayahnya. Dikarenakan tak ingin Som bersama ayahnya (karena kalau Som bersama ayahnya, maka ada kemungkinan besar Kong tak pernah lahir), dia pun berusaha untuk mengubah penampilan dan gayanya agar bisa menarik perhatian Som.

Secara garis besar Back to 90’s memang bukan film yang sekonyong-konyong menghadirkan tema percintaan yang dipenuhi kisah-kasih penuh kehangatan. Lebih dari itu, di film Thailand romantis yang satu ini, penonton juga akan mendapatkan pelajaran untuk selalu menyayangi kedua orang tuanya. Hal ini bisa dilihat ketika Kong melihat ibunya susah payah saat melahirkannya. Belum lagi dengan kehebatan para pemain dalam melakoni tokoh yang terlibat, semua bisa menghidupkan kesan bahwa sang tokoh utama benar-benar sedang berada di zaman baheula.

7. Best of Times (2009)

Best of Times (2009)

Apabila Anda pernah menonton salah satu film horor dari Thailand berjudul 4Bia, di dalamnya berisikan 4 segmen cerita yang mana salah satunya dibuat oleh Yongyoot Yhongkongtoon yang satu tahun setelahnya mencoba untuk berkarya sendiri lewat Best of TImes. Film Thailand romantis bikin nangis ini secara garis besar menampilkan masa-masa indah yang dialami oleh setiap orang di mana masa-masa indah yang kemudian tercatut dalam memori menjadi sebuah kenangan manis dalam hidup.

Best of TImes menghadirkan dua pasangan beserta masalahnya masing-masing. Pasangan pertama bisa dibilang sebagai cinta segitiga, meskipun terasa lebih pahit untuk satu orang. Keng, pada usia remaja memiliki cinta pertama bernama Fai yang ternyata menjadi istri dari temannya, Ohm. Sedangkan pasangan keduanya ada Nyonya Sompit dan Tuan Jarmus yang menghabiskan masa-masa tua di perkebunan milik Tuan Jarmus.

Film ini berbeda dari kebanyakan drama komedi romantis lainnya. Jika sebagian besar film bertemakan serupa hanya berfokus pada satu masalah percintaan, maka Best of Times menghadirkan dua pasangan berbeda generasi dengan masalah-masalah percintaan yang cukup rumit yang menyelimuti hubungan keduanya. Meskipun alur cerita secara keseluruhannya terbilang biasa, namun Best of Times berhasil memberikan tontonan yang tak membosankan di tengah hadirnya film-film serupa yang hanya menceritakan sesuatu yang begitu-begitu saja.

8. Love at First Flood (2012)

Love at First Flood (2012)

Yang berikutnya, kami sarankan Anda menonton Love at First Flood. Film thailand romantis remaja ini tak memiliki garis cerita yang terlalu berat sehingga siapapun dipastikan mampu mencerna sekaligus menikmati “cita rasa” dari kisah yang ditampilkannya. Menurut informasi yang beredar, Love at First Flood merupakan film Thailand romantis berdasarkan kisah nyata di mana saat pembuatan film ini terjadi bencana alam berupa banjir besar di Thailand.

Bersetting pada 2011 ketika Thailand harus diterpa bencana banjir bandang, film ini berpusat pada kisah nyata para relawan banjir yang diwakilkan oleh Mong yang mengajak sahabat karibnya, Thong, untuk menjadi relawan bersamanya membantu korban banjir. Meski awalnya menolak, Thong akhirnya mau ikut bersama Mong karena diberitahu kalau di sana akan banyak sekali volunteer lain yang cantik-cantik. Sejak itu, keduanya terlibat dalam urusan percintaan yang rumit dengan relawan cantik bernama Mei Sui dan temannya, Bao.

9. Seven Something (2012)

Seven Something (2012)

Seven Something merupakan film yang terdiri dari tiga kisah percintaan yakni 14, 21/28, dan 42.195 di mana ketiganya menunjukkan usia dari para toko yang kemudian menjadi premis dari apa yang ingin disampaikan oleh film Thailand romantis ini. Untuk pertama, 14, diperlihatkan kisah asmara dua ABG yang berujung pada masalah akibat salah satunya terlalu suka membagikan perasaan bahagianya kepada pengguna Internet.

Sedangkan di bagian kedua, 21/28, penonton mulai disuguhkan oleh hubungan yang lebih serius dari aktor dan aktris yang terlibat cinta lokasi dalam film yang mereka mainkan, Sea You. Kemudian pada segmen ketiganya yang berjudul 42.195, Seven Something menyajikan percintaan yang dialami oleh dua orang dengan beda usia yang terlampau jauh.

Dari ketiga cerita yang tersaji, masing-masingnya dikemas oleh tiga sutradara berbeda dengan gayanya masing-masing. Tak ada yang perlu dibandingkan dari ketiga segmen pada Seven Something karena semuanya memberikan kisah yang sama baiknya, ringan, dan menyentuh. Pada beberapa bagian kita akan dibuat tertawa terpingkal-pingkal namun pada saat-saat tertentu Seven Something juga mampu membuat setiap mata yang menyaksikannya berkaca-kaca.

10. My Name Is Love (2012)

My Name Is Love (2012)

My Name Is Love mengusung genre drama yang digandengkan dengan unsur komedi. Film Thailand romantis anak SMA ini disutradarai oleh Wasin Pokpon dan dibintangi oleh Arak Amornsupasiri, Thanyasupang Jirapreechanon, Kom Chuanchuen, Jas Chuanchuen, dan Jiraprapaha Marayart. Film ini diproduksi oleh M Pinctures, Independent dengan durasi tayang selama 129 menit.

Bagi Anda yang penasaran dengan ceritanya, My Name Is Love mengisahkan seorang pria populer di sekolah bernama Q yang menjadi idaman banyak wanita. Q yang juga tampan itu memiliki grup musik sendiri yang digandrungi oleh banyak siswa/i di sekolahnya. Sampai suatu ketika, ketenaran Q membuatnya sombong. Dia menolak permintaan siswa lain bernama Big yang ingin bergabung ke dalam grupnya.

Selain itu, Q juga menolak mentah-mentah ungkapan cinta dari tetangganya bernama Kerr serta mengolok-oloknya karena gendut. Akibat perbuatannya itu, Big dan Kerr ingin membalas dendam pada Q. Big yang kemudian menjadi manajer perusahaan memperlakukan Q dengan semena-mena. Begitupun dengan Kerr yang menjadi langsing dan cantik setelah dewasa menolak serta menjauhi Q.

11. Art Idol (2012)
🌟 6.8/10

 

12. First Kiss (2012)
🌟 6.7/10

 

13. Friendship (2008)<
🌟 6.5/10

 

14. The Memory (2006)
🌟 6.3/10

 

15. Blissfully Yours (2002)
🌟 7.1/10

 

16. The Teacher’s Diary (2014)
🌟 7.4/10

 

Itulah belasan film Thailand romantis terbaik yang tak boleh Anda lewatkan. Kisah-kisah manis yang diperlihatkan dalam film-film tersebut ditangani dengan sangat baik oleh kepiawaian dari setiap sutradaranya. Selain itu, dukungan dari kecerdikan penulis naskah dalam menciptakan dialog-dialog dan juga kemampuan berakting dari para pemainnya semakin membuat penonton terbawa ke dalam cerita tersebut.

Leave a Comment