10 Film Animasi Disney Terbaik Sepanjang Masa

Pada abad ke-19, tak ada yang memiliki pengaruh besar di industri hiburan, terutama perfilman, selain daripada Walter Elias Disney atau lebih akrab disapa Walt Disney. Tokoh yang sukses besar di dunia hiburan ini telah melakukan banyak inovasi, seperti menciptakan kartu bersuara pertama, film animasi berdurasi panjang pertama, dan membangun sebuah taman bermain bernama Disneyland. Dia juga mendirikan perusahaan Walt Disney Company yang di dalamnya terdapat divisi Walt Disney Pictures yang khusus melakukan penggarapan atas karya-karyanya.

Walt Disney telah menapaki jalan panjang untuk memperjuangkan ideologinya. Karakter kartun ciptaannya yang paling terkenal, Mickey Mouse, diakui secara universal sebagai ikon. Berbagai film animasi besutannya telah dinikmati oleh lebih dari enam generasi penyuka imajinasi. Dan berikut Oliswel akan ajak Anda mengetahui kesepuluh film animasi Disney terbaik yang hingga kini masih memiliki banyak pengagum dari berbagai penjuru dunia.

1. The Lion King (1994)

The Lion King (1994)

The Lion King termasuk film animasi Disney yang sangat sukses di eranya. Di Indonesia sendiri sudah sangat sering pemutarannya di stasiun-stasiun lokal. Meski sekilas tampak seperti film animasi untuk anak-anak yang kemudian menurut MPAA memiliki rating G (untuk segala usia), namun tidak sepenuhnya mencerminkan bahasa nalar anak-anak. Hal ini bisa kita lihat dari caranya membebani anak-anak terhadap realitas keseharian mereka, seperti bagaimana terjadinya perebutan kekuasaan, kudeta, dan bahkan kaukus dengan maksud yang jahat.

Di balik kekhilafannya yang kemudian juga meninggalkan stereotip yang cukup parah terkait simbol jantan dan betina pada hewan, terutama dalam kehidupan koloni singa, The Lion King yang menampilkan perjuangan seekor singa bernama Simba untuk kembali merebut tahta dari Scar, adik ayahnya, Mufasa, yang pernah bekerja sama dengan Hyena untuk menyingkirkan Simba, sekaligus membunuh Mufasa sendiri, patut diberi dua jempol atas kematangan ceritanya.

Sebuah ending yang cukup menarik dan bisa menjadi bahan pertimbangan para sineas lain dalam mengusung sebuah cerita telah ditunjukkan oleh The Lion King. Simba yang seharusnya membalas kematian ayahnya, justru tidak membunuh Scar dalam pertarungan, karena baginya, mencari kemenangan dengan balas dendam bukanlah jalan penyelesaian terbaik.

2. Monsters, Inc. (2001)

Monsters Inc

Sudah tak heran jika Walt Disney Pictures bekerja sama dengan Pixar Animation Studios untuk menyuguhkan tontonan seru bagi anak-anak. Film animasi Disney Pixar yang diluncurkan pada tahun 2001, Monster, Inc., adalah satu diantara cukup banyak film-film animasi yang mereka selesaikan bersama. Monster, Inc. dibesut dengan mengusung beberapa unsur seperti adventure, comedy, fantasy, dan family.

Monster, Inc. sukses besar secara box office dengan tema dan konsep unik yang dibawa. Lewat Monster, Inc., keduanya tak ingin membiarkan pandangan anak-anak mengenai monster yang seram dan mengerikan yang menjadi mimpi buruk di setiap malamnya terus melekat. Dengan mengambil setting tentang kehidupan dua karakter utama, James Sullivan dan Mike Wazawski, Monster, Inc. didengung-dengungkan sebagai salah satu film yang mempunyai duet karakter terbaik.

Tidak seperti rata-rata film animasi Disney terbaik yang diciptakan untuk menargetkan penonton (konsumen, red), Monster, Inc. bisa dinikmati oleh semua kalangan usia. Film yang mendapat respon positif di situs IMDb dan Rotten Tomatoes ini pernah masuk dalam 4 nominasi Oscar dalam ajang Academy Awards. Pada tahun 2013, prekuel Monster, Inc. dilahirkan dengan tajuk Monster Uniersity yang menarasikan cerita sebelum kejadian-kejadian dalam Monster, Inc.

3. Beauty and the Beast (1991)

Jika ingin ditelisik lebih jauh, memang sulit bagi kita untuk menentukan mana kah yang menjadi film animasi Disney terbaik. Hal ini disebabkan oleh sudah banyaknya film-film animasi yang diproduksi Disney. Untuk itu, Oliswel coba pilih film animasi disney romantis berjudul Beauty and the Beast. Film animasi lama yang disutradarai oleh Gary Trousdale dan Kirk Wise bersama pengisi vokal karakter di dalamnya seperti Paige O’Hara, Robby Benson, dan Jesse Corti.

Beauty and the Beast menyajikan unsur romantis, fantasi, dan musikal. Kisahnya sendiri tentang urusan percintaan antara si Cantik dan si Buruk Rupa yang sudah menjadi santapan sebelum tidur banyak anak di seluruh negeri. Walt Disney yang tertarik dengan kisahnya kemudian menuangkan kisah cinta seorang gadis bernama Belle yang bisa mengubah Beast menjadi manusia secara cerdik dalam sebuah film animasi tradisional berdurasi 84 menit.

Jika pada Sleeping Beauty seorang putri cantik yang tertidur hanya bisa dibangunkan oleh ciuman dari pangeran sejatinya, di Beauty and the Beast, si Buruk Rupa akan kembali ke wujud semula jika menemukan cinta sejati dari wanita impiannya. Karakter-karakter unik, plot cerita yang tidak klise, dan tema romantis yang menjadi andalan utama telah membawa Beauty and the Beast masuk pada 6 nominasi Oscar yang keduanya, Best Original Song dan Best Original Score, berhasil dimenangkan.

4. Aladdin (1992)

Aladdin (1992)

Siapa yang tidak kenal dengan serial Jin dan Jun yang sempat tenar di pertelivisian Indonesia? Bisa dipastikan bahwa serial komedi tersebut merupakan hasil adaptasi dari cerita rakyat di Timur Tengah. Aladdin, juga pernah dianimasikan oleh Walt Disney pada tahun 1992. Untuk membuat suasana lebih menghibur, Walt Disney Feature Animation menyematkan unsur musikal ke dalam film animasi Disney yang bagus buatannya ini.

Aladdin yang kemudian dirilis oleh Walt Disney Pictures ini adalah film animasi Disney terpopuler ke-31 dalam seri Walt Disney Animated Classics dan termasuk bagian dari era emasnya film Disney yang dikenal sebagai Renaissance Disney. Cerita rakyat dari Arab mengenai Aladin dan lampu ajaibnya dikemas dengan sangat apik oleh John Musker dan Ron Clements lewat cerita yang serupa seperti kisah yang beredar. Kepopuleran Aladdin diperoleh dari lagu soundtrack-nya yang berjudul “A Whole New World” yang kemudian dijadikan referens untuk beberapa buku cerita bergambar, ikon figur, dan bahkan video game.

5. Tangled (2010)

Tangled (2010)

Duo sutradara, Nathan Greno dan Byron Howard, ingin menerapkan perkataan Steve Jobs: “Think Different”. Hal itu ditunjukkan oleh mereka dengan mengadaptasi kisah dongeng dari Jerman berjudul Rapunzel karya Brothers Grimm yang bisa dipastikan saat ini semua orang pernah mendengarnya ke dalam sebuah film animasi yang dibantu penggarapannya oleh Walt Disney Studios.

Semenjak perilisannya, Tangled bisa dinikmati oleh semua kalangan, terutama anak-anak. Di samping kesuksesan film ini, ternyata sang animator sendiri, Walt Disney, memang sangat mengagumi cerita-cerita dongeng terkenal karya Grimm. Oleh karenanya, tak ada alasan bagi Walt Disney untuk tidak all out dalam menerjemahkan kisah gadis berambut panjang itu ke dalam layar lebar dalam bentuk visual yang sangat menarik untuk disimak.

6. Snow White and the Seven Dwarfs (1937)

Jika di-Indonesiakan, Snow White and the Seven Dwarfs berarti Putri Salju dan Tujuh Kurcaci. Sebuah film kartun anak Disney yang merepresentasikan dongeng yang pasti disukai anak-anak perempuan di seluruh negeri, termasuk Indonesia, pada tahun 1937 telah dibuat versi animasi bergeraknya oleh Walt Disney yang kemudian ditayangkan ke bioskop melalui RKO Radio Pictures di Bioskop Carthay Circle di Amerika Serikat untuk pertama kali.

Lagi-lagi, Snow White and Seven Dwarfs adalah buah tangan Brothers Grimm yang kemudian menarik perhatian Walt Disney sehingga diterjemahkannya ke dalam bentuk animasi. Kisah yang sudah tak asing di telinga masyarakat, namun selalu menyenangkan untuk disaksikan mengenai kisah hidup seorang putri cantik yang “diselamatkan” oleh pangerannya akibat ulah jahat dari ibu tirinya sendiri.

Keseruan dari kisah sang Putri Salju ini berhasil membawa masuk Snow White and Seven Dwarfs ke dalam daftar 100 film Amerika terbaik sepanjang masa di tahun 1997. Untuk sebatas diketahui, dari sekian banyak film animasi, hanya dua film animasi yang bisa lolos masuk ke dalam daftar American Film Institute. Pertama, Snow White dan kedua, Fantasia, yang juga merupakan film Disney yang lain.

7. The Jungle Book (1967)

The Jungle Book (1967)

The Jungle Book adalah film animasi Disney terlaris ke-19 dalam rangkaian Film Animasi Klasik Walt Disney. Film ini adalah persembahan terakhir dari sang maestro di dunia perfilman animasi, Walt Disney. Dirinya meninggal sewaktu pembuatan film ini sedang berlangsung sehingga The Jungle Book menjadi film terakhir yang diproduksi sendiri oleh Walt Disney.

Cerita yang dimiliki oleh The Jungle Book terinspirasi dari buku karangan Rudyard Kipling berjudul sama yang terbit tahun 1894. Berkisahkan tentang seorang anak manusia laki-laki bernama Mowgli yang hidup di tengah hutan bersama dengan kawanan hewan. Dia dibesarkan sedari kecil oleh pasangan serigala beranama Akela, sang pemimpin kelompok, dan Raksha, yang bertindak sebagai pasangan betina Akela sekaligus sebagai “ibunya” Mowgli.

Sekilas The Jungle Book mirip dengan Tarzan yang sama-sama hidup di hutan. Yang membedakannya hanyalah pada pengemasan cerita serta konflik-konflik yang disematkan. Pada The Jungle Book, ada satu adegan paling menarik yang telah melambungkan nama Jon Favreau di dunia perfilman. Adegan tersebut bukan ketika perdamaian yang diraih setelah bencana, tetapi saat semua hewan, baik pemangsa atau pun bukan, dapat berkumpul bersama dalam satu bingkai penuh makna.

8. Alice in Wonderland (1951)

Alice in Wonderland (1951)

Selain Mickey Mouse, Alice juga termasuk satu karakter ciptaan Walt Disney yang paling banyak pengagumnya, terutama anak-anak perempuan. Kisah Alice bisa kita simak dalam film animasi buatan Disney, Alice in Wonderland, yang tayang perdana lebih dari setengah abad yang lalu. Alice menjadi karakter kartun legendaris yang ceritanya tak bakal habis ditelan zaman.

Cerita Alice in Wonderland sendiri membuntuti seorang anak orang kaya bernama Alice yang sedang bosan dengan pelajaran privat oleh gurunya. Secara tak sengaja, Alice melihat seekor kelinci dan mengikutinya hingga dia terdampar di Wonderland. Di tempat tersebut, Alice tampak sangat bahagia karena menurutnya dia telah menemukan tempat yang di dalamnya berisikan wujud mimpi-mimpi mustahilnya yang sedari kecil ia miliki.

Film yang disupervisi oleh Walt Disney ini merupakan penggabungan dari dua seri novel Alice berjudul Alice’s Adventure in Wonderland dan Through the Looking Glass. Bagi sebagian orang mungkin menganggap kalau serial kartun yang diangkat oleh Walt Disney dari kisah yang termaktub pada novel terkenal dari Lewis Carroll ini menjadi salah satu kartun terberat untuk dikonsumsi anak-anak, dan bahkan orang dewasa. Meski begitu, tak ada alasan untuk kita mengabaikan petualangan Alice di dunia mimpinya.

9. Bambi (1942)

Bambi (1942)

Bambi masuk ke urutan 5 yang diproduksi oleh Walt Disney dalam rangkaian Film Animasi Klasik-nya setelah mendandani Dumbo satu tahun sebelumnya. Kisah Bambi diadopsi dari buku Bambi, A Life in The Woods yang dikarang oleh pengarang Austria, Felix Salten. Beberapa penyesuaian dilakukan oleh Walt Disney agar Bambi terasa lebih masuk akal untuk beredar di tanah adidaya tersebut.

Satu perubahan yang dilakukan oleh Walt Disney adalah mengubah spesial Bambi yang tadinya adalah rusa roe menjadi rusa berekor putih. Alasannya, rusa roe tak bisa ditemui di Amerika Serikat, dan masyarakat Amerika lebih akrab denan rusa berekor putih. Sementara yang lain tetap sama, ada kedua orang tua Bambi yang nama ibunya tak disebutkan, serta teman-teman Bambi seperti Thumper, Flower, dan Faline.

Bambi pernah dimasukkan ke dalam 3 nominasi di ajang Penghargaan Oscar untuk Tata Suara Terbaik, Musik Asli Terbaik, dan Lagu Terbaik untuk “Love is a song”. Di bulan Juni 2008, Bambi diumumkan oleh American Film Institute sebagai 10 film terbaik Amerika di antara 10 genre film klasik. Kesuksesan serial pertama dari Bambi turut melanjutkan perjalanannya hingga sekuel Bambi II yang dirilis pada tahun 2006.

Film animasi Disney terbaik satu ini sangat cocok dikonsumsi oleh anak-anak. Ceritanya penuh dengan sentuhan psikologi dan nilai-nilai moral. Untuk Anda yang semasa kecilnya mencintai kartun, juga bisa menikmati kembali Bambi dan kawan-kawan sebatas untuk mengenang masa kecil di era sekarang yang sudah jarang sekali para sineas yang tertarik untuk menggarap kisah para hewan yang nantinya bakal menjadi pengantar mimpi banyak anak di sebelum tidurnya.

10. Peter Pan (1953)

Peter Pan (1953)

Bermula dari kisah teater, Peter Pan, tokoh rekaan J.M Barrie ini mulai berkembang menjadi film layar lebar. Sebelum Walt Disney menampilkan sosok Peter Pan ke layar lebar, sebelumnya sudah ada Peter Pan yang didistribusikan oleh Paramount Pictures di tahun 1924. Meski kemunculan Peter Pan pertama kalinya di layar lebar telah memesona banyak orang, namun Walt Disney ingin memberikan kelebihan lain lewat kemampuannya pada tahun 1953.

Kisah Peter Pan yang pertama kali hadir dalam bentuk film bisu kemudian diversi animasi kan oleh Walt Disney dengan fokus pada Peter Pan yang berusaha mencari bayangannya yang hilang tanpa sengaja dibawa ke negeri ajaib bersama Wendy dan saudara-saudaranya. Dikarenakan dulu belum banyak studio animasi yang mampu menyuguhkan tayangan bersuara dan berwarna, maka Peter Pan yang digarap oleh Walt Disney ini langsung disukai banyak orang.

Film animasi dari Disney satu ini meraih keuntungan yang sangat besar hingga 87 juta dolar Amerika. Mengingat bujet produksi yang hanya menghabiskan 4 juta dolar Amerika, tentu angka pendapatan tersebut benar-benar luar biasa. Jadi tak heran jika kala itu, tepatnya pada tahun 1953, film ini dianggap sebagai film dengan penghasilan kotor tertinggi.

Itulah 10 film animasi Disney terbaik yang kebanyakan mengangkan kisah-kisah dongeng sebelum tidur dari berbagai dunia. Meskipun telah setengah abad lebih dari kepergian sosok pendiri, pelopor, sekaligus enterpreneur di dunia perfilman kartun, Walt Disney, namun karya-karya yang pernah dibuatnya tak akan pernah tergusur oleh perkembangan ranah sinema.

Steve Rogers

Berbagi inspirasi tentang film di oliswel.com

Artikel Terkait

Leave a Comment